MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING)
A. Model Pembelajaran Bermain Peran (Role playing)
Dalam
pembelajaran guru dan peserta didik sering dihadapkan pada berbagai masalah,
baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun yang menyangkut hubungan sosial.
Pemecahan masalah pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai cara, melalui
diskusi kelas, tanya jawab antara guru dan peserta didik, penemuan, dan
inkuiri.
Guru
yang kreatif senantiasa mencari pendekatan-pendekatan baru dalam memecahkan
masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton, melainkan memilih
variasi lain yang sesuai. Bermain peran merupakan salah satu alternatif yang
dapat ditempuh. Model ini dipelopori oleh George Shaftel. Bermain peran
diarahkan pada pemecahan masalah-masalah yang menyangkut hubungan antarmanusia,
terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik (Mulyasa, 2014: 111).
Bermain
peran atau sosiodrama adalah metode mengajar yang dalam pelaksanaannya peserta
didik mendapat tugas dari guru untuk mendrmatisasikan suatu situasi sosial yang
mengandung suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah
yang muncul dari suatu situasi sosial (Sagala, 2010: 213).
Senada
dengan Sagala, Huda (2014: 209) berpendapat bahwa, role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi
dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan diri sebagai tokoh hidup atau
benda mati. Permainan ini biasanya dilakukan oleh lebih dari satu orang,
bergantung pada apa yang diperankan. Pada strategi role playing, titik tekannya terletak pada keterlibatan emosional
dan pengamatan indra ke dalam suatu situasi permasalahan yang secara nyata
dihadapi. Siswa diperlakukan sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif
melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama
teman-temannya pada situasi tertentu.
Strategi
role playing juga diorganisasikan
berdasarkan kelompok-kelompok siswa yang heterogen. Masing-masing kelompok
memperagakan/menampilkan skenario yang telah disiapkan guru. Siswa diberi
kebebasan berimprovisasi namun masih dalam batas-batas skenario dari guru.
Mulyasa
mengatakan bahwa sebagai suatu model pembelajaran, bermain peran berakar pada
dimensi pribadi dan sosial. Dari dimensi pribadi model ini berusaha membantu
para peserta didik menemukan makna dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi
dirinya.
Keberhasilan
model pembelajaran bermain peran tergantung pada kualitas permainan peran (enactment) yang diikuti oleh analisis
terhadapnya. Disamping itu tergantung pula pada persepsi siswa tentangperan
yang dimainkan terhadap situasi yang nyata (real
life situation).
Hamzah
(2009: 26) mengatakan bahwa bermain peran sebagai suatu model pembelajaran
bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial
dan memecahkan masalah dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran
siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang
berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses bermain
peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang berguna
sebagai sarana bagi siswa untuk: (1) menggali perasaanya; (2) memperoleh
inspirasi dan pemahaman; (3) mengembangkan keterampilan dan sikap dalam
memecahkan masalah; (4) mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara.
Hal ini akan bermanfaat bagi siswa pada saat terjun ke masyarakat kelak karena
ia akan mendapatkan diri dalam suatu situasi dimana begitu banyak peran
terjadi, seperti dalam lingkungan keluarga, bertetangga, lingkungan kerja, dan lain-lain.
Sebuah
metode atau model pembelajaran tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan.
Berikut kelebihan dan kekurangna dari model pembelajaran bermain peran.
Kelebihan
model pembelajaran bermain peran
a. Dapat
memberikan kesan pembelajaran yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa
b. Bisa
menjadi pengalaman belajar menyenangkan yang sulit untuk dilupakan
c. Membuat
suasana kelas menjadi lebih dinamis dan antusiastis
d. Membangkitkan
gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa
kebersamaan
e. Memungkinkan
siswa utuk terjun langsung memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam proses
belajar
Kelemahan
model pembelajaran bermain peran
a. Banyaknya
waktu yang dibutuhkan
b. Kesulitan
menugaskan peran tertentu pada siswa jika tidak dilatih dengan baik
c. Ketidakmungkinan
memerapkan role playing jika suasana
kelas tidak kondusif
d. Membutuhkan
persiapan yang benar-benar matang yang akan menghabiskan waktu dan tenaga
e. Tidak
semua materi pelajaran dapat disajikan melalui strategi ini.
B.
Langkah-langkah
(Sintaks) Pembelajaran Bermain Peran (Role
playing)
Menurut
Huda (2014: 208), sintaks strategi role
playing dapat dilihat dalam tahap-tahapnya adalah sebagai berikut
1. Guru
menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Guru
menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari
sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
3. Guru
membentuk kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan 5 orang
4. Guru
memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5. Guru
memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan
6. Masing-masing
siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan
7. Setelah
selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk
membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.
8. Guru
memberikan kesimpulan dan evaluasi secara umum.
DAFTAR
PUSTAKA
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran:
Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk
Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar.Bandung: Alfabeta
Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran: menciptakan Proses
Belajar Mengasjar yang Kreatif dan efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Did you hear there's a 12 word phrase you can communicate to your partner... that will trigger intense feelings of love and impulsive appeal to you buried within his chest?
BalasHapusBecause hidden in these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's impulse to love, idolize and guard you with his entire heart...
12 Words Who Trigger A Man's Desire Impulse
This impulse is so hardwired into a man's genetics that it will drive him to work harder than ever before to make your relationship the best part of both of your lives.
Matter of fact, fueling this mighty impulse is so essential to getting the best possible relationship with your man that the second you send your man a "Secret Signal"...
...You'll immediately notice him open his heart and mind for you in such a way he never expressed before and he'll identify you as the one and only woman in the galaxy who has ever truly fascinated him.